Sabtu, 27 Maret 2010

Mengenal Agama Zarathustra / Zaroaster / Zoroatrianism

Sejarah singkat

Agama Zoroaster (Zoroatrianism) merupakan agama kuno / purbakala bangsa Arya yang berasal dari Persia kurang lebih 2500 tahun yang lalu. Meskipun memiliki sedikit pengikut, tidak kurang dari 130.000 orang diseluruh dunia, agama ini termasuk agama tertua di dunia. Seperti halnya agama Yahudi, Kristen dan Islam agama ini juga menganut ajaran Monoteisme.

Agama Zarathustra dinamakan sesuai dengan nama pendirinya yaitu Zarathustra (660-583 SM) yang merupakan seorang nabi persia yang dikenal juga dengan Persianisme, seperti juga halnya dengan agama Ibrahim (Millata Ibrahim), agama Ishak, agama Musa, agama Daud, agama Sulaiman, dan sebagainya. Agama ini juga dekenal sebagai agama penyembah api (Magianism).

Agama itu bermula tumbuh di dalam wilayah Azarbaijan sebelah utara Iran. Oleh karena mendapat tantangan dari bangsanya disana maka Zarathustra berangkat dan pindah menuju Balkh, ibukota wilayah Baktria di Asia tengah. Didepan balai kerajaan raja kavi Vishtaspa, dalam suatu dialog agama, ia berhasil menundukkan dan mengalahkan kaum majus (Magians) hingga raja beserta seluruh keluarganya memluk agama Zarathustra dan mengumumkannya sebagai agama resmi didalam wilayah Bakhtria.

Di dalam wilayah yang luas ini berlangsung Hellenisasi, pemaksaan akan kebudayaan Grik, mithologi Grik, serta Filsafat Grik, dan di anak benua India mereka meninggalkan jejaknya berupa seni pahat patung. Dengan berlangsungnya Hellenisasi sekitar 5 abad lamanya di wilayah Iran, dibawah dinasti Seleucids (248-226 SM) maka bahasa Iran tua pun lenyap dari pergaulan sehari-hari digantikan oleh bahasa pahlevi tua, yaitu perpaduan antara bahasa Grik dan bahasa Iran.

Sementara itu mithologi Grik yang memuja Dewa Zeus yang melambangkan Dewa Matahari, beserta pemujaan dewa lainnya, lantas diserap oleh masyarakat seluruhnya hingga agama Zarathustra yang aslinya menganut Monotheism itu bergantikan aliran-aliran Mazdism, dan Manichaenism.

Aliran-aliran itu berkembang dan menjadi panutan rakyat pada umumnya dari abad ke abad sampai kepada masa pertumbuhan dan perkembangan kekuasaan nasional Iran kembali, yaitu dibawah dinasti Sassanids (226-641 M). Diantara aliran-aliran yang paling berpengaruh bagi agama ini adalah Mazdaism yang lambat laun dikenal sebagai agama Majusi karena upacara-upacara kebaktian dilaksanakan melalaui para pendeta kuil yang disebut dengan kaum Majus (Magians).

Pada tahun 641 M, yaitu pada masa pemerintahan koshru Yesdegird III (634-641 M), kekuasaan Sassanids di tanah Iran ditumbangkan oleh kekuasaan Islam yakni pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M). Dan itulah perkembangan terakhir dari agama Zarathustra sepanjang sejarahnya semenjak 12 abad lamanya, lantas terdesak oleh pengaruh agama Islam di tanah Iran.

Kitab Suci dalam agama Zarathustra

Kitab sucinya terdiri dari Dasatir dan Vesta atau Zend-Avesta. Arti Dasatir adalah buku sepuluh bagian. Das artinya sepuluh dan tir adalah bagian. Dasatir adalah bentuk jamak dari dastur, dimana berartikan hukum atau kode agama. Berasal dari akar kata avistak yang berarti bacaan, yang juga hampir bersamaan maknanya dengan Taurat dan Al-Qur’an, yaitu kitab suci agama Yahudi dan agama Islam, Sedangkan pegertian lebih lanjut dari makna Avesta adalah pengetahuan, yang hampir sama dengan makna veda, kitab suci agama brahma di India. Karena akar kata keduanya sebenarnya berasal dari satu rumpun bahasa, hal seperti biasa terjadi dalam bidang linguistic.

Dasatir dibagi menjadi menjadi 2 bagian yaitu: Khurda Dasatir dan Klan Dasatir. Avesta lebih lanjut dibagi menjadi Khurda avesta dan kalan Avesta yang juga dikenal dengan Zend- atau Maha-Zend. Kitab suci Persi ditemukan dalam 2 bahasa: Pahlawi (Naskah Pahlawi mirip dengan naskah Persia sekarang) dan Zendi. Disamping kedua naskah itu, beberapa literature religious atau tulisan kesusteraan tertulis dan ditemukan dalam tulisan kuno yang masih berbentuk baji.

Beberapa orang Persi menganggap Zend Avesta lebih otentik daripada dasatir sedangkan sebagian menganggap Dasatir olebih otentik. Zend Avesta dibagi dalam 3 bagian: Bagian pertama berisi Vendid, bagian kedua berisi Sirozahs, Yashts, dan Nyays, dan bagian terakhir berisi Gathas, Yasha, Visparid, Afrinagan Gahs dan lain-lain.

Sebagaimana Alkitab (Biblia) yang merupakan himpunan kitab suci agama yahudi yang terdiri dari 36 kitab, yang oleh dunia Kristen dikenal dengan perjanjian lama (old testament), maka kitab suci Avesta itu dahulunya terdirinya atas 21 buah kitab, tetapi kini Cuma tinggal 5 buah kitab saja, yaitu :

1. Yasna, terdiri dari 72 buah Haiti (fasal) yang kesemuanya terbagi menjadi 3 bagian:

1) Bagian pengantar , yaitu fasal 1-27 tentang minuman suci yang disebut Hooma.

2) Gatha’ ialah fasal 28-54, berisikan bimbingan dan tuntunan.

3) APERO YASNO / yasna, ialah fasal 55-72, berisikan himpunan nyanyian pujaan terhadap kodrat-kodrat ghaib.

2. Vispered, bermakan kodrat-kodrat terkemuka berisikan pembahasan tentang kodrat-kodrat gaib yang terpandang paling terkemuka dan yang semuanya itu tunduk kepada kodrat Tunggal yang Maha Bijaksana (Ahura Mazda).

3. Vendibad, berisikan hukum-hukum agama yang berisikan hukum-hukum agama terdiri atas 22 buah fargard (bab)

4. Yasht, berisikan kumpilan nyanyian keagamaan (hymns) terhadap para Izad, yakni kodrat-kodrat ghaib yang mulia, berisikan 21 buah nyanyian lagu pujian.

5. Khorda Avesta, atau avesta kecil yang berisikan kumpulan nyanyian agamawi berbentuk singkat untuk digunakan oleh seluruh orang yang beriman dari kalangan awwam, didalam kebaktian sehari-hari.

Keyakinan tua Iran.

Penduduk Iran Tua itu merupakan keturunan darah Arya yang melakukan perpindahan pada zaman purbakala kea rah selatan, yaitu tanah Iran dan tanah India. Seperti halnya kaum primitive lainnya , mereka masih terikat pada kodra-kodrat alami.

Kelompok-kelompok pengmbara yang berdiam pada padang-padang pengembalaan di tanah Iran, dimana Air dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting, maka sudah wajar apabila Dewa Air mendapat kedudukan dibawah dewa Api. Disamping itu dipuja juga dewa Bumi beserta dewa-dewa lainnya. Jadi kodrat-kodrat yang sangat dipuja adalah yang menguasai ketiga unsur tersebut.

Keyakinan tua tersebut diwarisi tutun temurun dalam perkembangan bangsa Iran tua. Kuil-kuil bagian pemujaan dewa Api berdiri disan-sini, dikenal dengan kuil Api ( Fire Temples) dan upacara-upacara pemujaan diselenggarakan melalui para pendeta (priest) yang dipanggil Majus (Magians), hingga keyakinan tua itu lebih dikenal dengan: keyakinana Majusi.

Kelahiran Zarathustra

Sebelah Utara tanah Iran, didalam kota Azarbaijan, tinggal seorang lelaki bernama Porushop Spitama, dari suku spitama, bersama istrinya Dughdova yang cantik jelita yang ketika itu masih berusia 15 tahun, lebih kurang pada tahun 660 SM, isterinya yang belum dijamah suaminya itu melahirkan seorang putera yang diberi nama Zarathustra.

Pada saat kelahiran bayi itu kepala kaum majus di tanah Iran bernama Durashan mendadak gemetar ketakutan amat sangat dan beroleh firasat bahwa seorang bayi baru telah lahir kedunia yang kelak akan menghancurkan agama majusi beserta pemujaaan berhala dan akan memusnahkan kaum majus dari permukaan bumi.

Dakwah di kota Balkh

Balkh adalah ibukota wilayah Baktria (Bactria), terletak dalam wilayah Asia tengah, berbatasan dengan kerajaan Turania. Kota tersebut diganti namanya saat penaklukkan oleh Alexandr the Great dengan nama Alexander arion, dan saat bangkitnya kembali kekuasaan nasional bagsa Iran dibawah dinasti Sassanids diganti namanya seperti semula Balkh.

Zarathustra datang kesana dan melakukan tantangan terhadap sekalian ilmuan dan agamawan yang ada. Laju Raja memanggil mereka dan terjadilah perdebatan yang sangat sengit 3 hari 3 malam lamanya dibalai yang disaksikan raja. Disanalah ia bisa mematahkan segenap pendirian lawannya.

Setiap orang yang beriman itu dipanggil Madryasnan dan setiap yang menetang dan meyangkal disebut Kharfaster. Masa 20 tahun terakhir dalam hidupnya ia diliputi kegiatan yang tiada taranya. Mulai dari peperangan dengan raja-raja disekitar Bakhtria dimana ia menjanjikan bantuan Tuhan kepada raja Vishtaspa. Tantangan paling sengit datang dari raja Turania, dan terjadilah peperangan yang dahsyat antara kedua kerajaan tersebut. Dan konon pada saat serangan itulah Zarathustra meninggal ditikam oleh askar Turania dan wafat pada usia 77 tahun. Berita keamtian tersebut membangkitakan semangat berani mati pasukan raja Vishtaspa sehingga mereka dapat merebut kembali kota Balkh dari raja Turania. Zarathustra sewaktu wafatnya meniggalkan 3 istri, 3 puteri, dan 3 putra.

Keyakinan tentang Ahura Mazda

Pengakuan keimanan (credo=Syahadat) yang harus diucapakan setiap orang yang beriman dalam agama Zarathustra. Keimanan yang paling pokok dalam agama ini adalah pengakuan terhadap Ahura Mazda, terhadap kodrat yang maha tunggal dan maha bijaksana.

Ahura Mazda itu dalam kitab suci Avesta itu disebutkan sebagai:

1. Creator, sang Pencipta

2. All seeing, Maha Melihat

3. Most Mighty, Greatest atau yang maha kuasa

4. Most Beneficent, yang Maha Murah

5. All Knowing, Maha Tahu

6. Most Bountiful, Maha Asih

Daftar yang lebih panjang berisikan 101 buah nama terbaik dari Ahura Mazda.

Kodrat-kodrat rohani itu terbagi kedalam 2 golongan Spenta Mainyu dan Angra Mainyu. Spenta Mainyu itu bermakana mainyu yang baik, dan para penganutnya itu disebut ahuras, sedangkan angra mainyu berarti yang angkara / jahat, adapun pengikutnya disebut daevas.

Ajaran tentang Eskatologi

Eskatologi (eschatology) berasal dari kata Grik eschatos bermakna: akhir keseluruhan. Yang maksudnya: ajaran atau doktrin tentang akhir segala perkara, tentang maut, tentang kebangkitan kembali, tentang peradilan terakhir, dan tentang hidup kekal selanjutnya, sebagaimana hampir seluruh agama memiliki doktrin serupa.

Menjelang akhir zaman akan turun 3 juru selamat yaitu: Aushedar, Aushedar-mah, dan yang terakhir Shayoshant. Kedatangan ketiganya akan menegakkan keadilan dan memusnahklan kezaliaman. Wallahu ‘alam bishsawab. [A3]